PARIS, KOMPAS.TV - Terungkap fakta baru atas jatuhnya pesawat EgyptAir rute menuju Kairo, Mesir yang menewaskan 66 orang pada 2016 lalu.
Ternyata pesawat jatuh karena pilot merokok di dalam ruang kemudi pesawat.
Menurut laporan, rokok dari pilot tersebut memicu kebakaran yang membuat kecelakaan pesawat.
EgyptAir dengan nomor penerbangan MS804 melakukan perjalanan pada 19 Mei 2016.
Baca Juga: Panas di Selat Taiwan, Armada China Bayangi Kapal Perusak AS USS Sampson yang Melewati Selat Taiwan
Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Charles de Gaulle, Paris, Prancis ke Bandara Internasional Kairo, Mesir.
Tetapi pesawat kemudian jatuh di antara Kepulauan Kreta, Yunani dan utara Mesir.
Dikutip dari New York Post, Rabu (27/4/2022), Biro Penyelidikan dan Analisis Prancis untuk Keselamatan Penerbangan Sipil (BEA), menyimpulkan Pilot Mohamed Said Shoukair pada pertengahan perjalanan memutuskan merokok.
Namun, apa yang dilakukannya kemudian berujung pada kebakaran di pesawat JET Airbus A320, setelah rokoknya menyulit api oksigen yang bocor, dari masker oksigen di kokpit.
Kecelakaan udara itu kemudian membuat 56 penumpang, dan 10 kru pesawat tewas.
Di antaranya, 12 orang berkebangsaan Prancis, 30 orang Mesir, dua orang Irak, dan satu orang Kanada serta Inggris.
Sebelumnya, otoritas Mesir mengungkapkan pesawat jatuh merupakan hasil dari serangan teroris.
Baca Juga: Dikira Kasus Kriminal, 150 Tengkorak di Meksiko dekat Guatemala Ternyata dari Tahun 900 Masehi
Mereka mengklaim ditemukan adanya jejak peledak yang ditemukan di salah satu badan korban.
Namun, tuduhan itu kemudian secara luas didiskreditkan.
Pada 2018, BEA Prancis menegaskan bahwa pesawat jatuh karena ada api di tengah penerbangan, berdasarkan data analisis dari rekaman kotak hitam pesawat.
Kotak hitam tersebut berhasil didapat dari perairan dalam di dekat Yunani oleh marinir Amerika Serikat (AS).
Namun. saat itu penyelidik tak mengungkapkan secara spesifik penyebab kebakaran.
Tetapi pada Maret 2022, BEA mengeluarkan laporan dugaan adanya oksigen yang bocor dari masker oksigen pilot di kokpit sebelum pesawat jatuh.
Hal itu berdasarkan data dari kotak hitam yang menangkap suara dari desisan oksigen.
Baca Juga: Arab Saudi di Dewan Keamanan PBB Kembali Desak Pembentukan Negara Palestina Merdeka yang Berdaulat
Oksigen di pesawat itu sebelumnya sempat diganti hanya tiga hari sebelum kecelakaan oleh petugas perawatan.
Tetapi untuk alasan yang tak diketahui, katup pelepasnya disetel ke posisi darurat yang menurut manual keselamatan Airbus, bisa menyebabkan kebocoran.
Pada saat insiden terjadi, pilot EgyptAir diperbolehkan untuk merokok di dalam kokpit, peraturan yang sejak itu diubah.
Menurut ahli penerbangan Prancis, merokok di dalam kokpit yang dikombinasikan dengan kebocoran oksigen, telah menimbulkan kebakaran.
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.