JAKARTA, KOMPAS.TV- Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai NasDem Rachmat Gobel minta pemerintah awasi serbuan impor buntut kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Demikian Rachmat Gobel mengkritisi pemerintah perihal kebijakan tarif Trump dalam tayangan Kompas Bisnis di Kompas TV, Senin (7/4/2025).
“Proteksi yang diperlukan adalah menjaga pasar Indonesia ini dari serbuan produk impor dari negara-negara seperti Cina maupun lain sebagainya,” ujar Rachmat.
“Kan impor kita tinggi perdagangan kita sama Cina memang kita surplus, tapi itu karena tambang bukan manufaktur, yang manufaktur malah dia ekspor ke kita itu lebih tinggi daripada kita ke sana,” lanjutnya.
Baca Juga: Buntut Kebijakan Tarif Trump, Rachmat Gobel Dorong Pemerintah Cepat Evaluasi Industri di Indonesia
Di samping itu, Menteri Perdagangan 2014-2015 ini mendorong dibangunnya kemandirian bangsa untuk memperkuat pondasi ekonomi Indonesia. Misal, kata Rachmat, dengan memperkuat di sektor pertanian dan kelautan.
“Karena ini pangan, ngurusin satu pangan kan dampaknya bukan cuma kebutuhan untuk perut manusia aja, tapi menyangkut lingkungan hidup dan menyangkut NKRI juga dan lain sebagainya, ketahanan nasional kita juga, ini harus dipikirkan gitu,” kata Rachmat.
“Jadi kita kalau membangun itu menurut saya jangan dilihat hanya sekadar investasi, ada pabrik, ada kegiatan orang berproduksi, ada lapangan kerja. Bukan, ini bagian dari membangun NKRI seutuhnya, harus dilihat dalam konteks itu,” lanjutnya.
Baca Juga: Prabowo soal Kebijakan Tarif Trump: Kita Memang Harus Berdikari, Karena Itu Kita Punya Danantara
Sebab jika hanya dilihat sebatas ada pabrik dan lapangan kerja, maka investasi yang datang bukan untuk membangun manusianya.
“Ini yang harus, cara berpikir kita harus lebih ke depan, menyongsong 100 tahun Republik Indonesia, kalau enggak kita cuma menjadi bangsa pekerja,” ucap Rachmat yang pernah menjadi wakil ketua MPR ini.
“Coba aja lihatin Vietnam, setelah dia masuk di ASEAN cepat sekali kita ketinggalan, padahal mereka juga banyak belajar di Indonesia,” lanjutnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.